Asuhan Kebidanan Antenatal Care
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Keselamatan
dan kesejahteraan ibu secara menyeluruh merupakan perhatian yang utama
bagi seorang bidan. Bidan bertanggung jawab memberikan pengawasan,
nasehat serta asuhan bagi wanita selama masa hamil, bersalin dan nifas.
Asuhan kebidanan yang diberikan termasuk pengawasan pelayanan kesehatan
masyarakat di komunitas, baik di rumah, posyandu maupun polindes.
Asuhan antenatal
dapat berperan dalam menurunkan mortalitas, tetapi belum ada bukti yang
kuat tentang hal ini. Bahkan perawatan yang paling balk sekalipun tidak
dapat mendeteksi semua penyakit yang mengancam kehidupan. Pada 5 dari
13 wanita yang menderita embolisms paru dan meninggal pada periode
antenatal, tidak ada tanda, gejala, atau indikasi lain adanya masalah
(Department of Health, 1994).
Sebagai
seorang bidan yang nantinya yang akan ditempatkan di desa, dalam
menjalankan tugas ia merupakan komponen dan bagian dari masyarakat desa
dimana ia bertugas. Selain dituntut dapat memberikan asuhan bermutu
tinggi dan komprehensif, seorang bidan harus dapat mengenal masyarakat
sesuai budaya setempat dengan sebaik-baiknya, mengadakan pendekatan dan
bekerjasama dalam memberikan pelayanan, sehingga masyarakat dapat
menyadari masalah kesehatan yang dihadapi serta ikut secara aktif dalam
menaggulangi masalah kesehatan baik untuk individu mereka sendiri maupun
keluarga dan masyarakat sekitarnya.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa saja ang menjadi bagian dari Asuhan Antenatal
2. Bagaimana Standar Asuhan Kebidanan yang sesuai pada Asuhan antenatal.
3. Bagaiman Standar Alat yang sesuai dengan Asuhan Antenatal.
4. Bagaiman Manajemen Ibu Antenatal pada Asihan antenatal
3. TUJUAN
Adapun
tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah Askeb V (Kebidanan Komunitas) pada jurusan D3 Kebidanan Semester
IV
BAB II
PEMBAHASAN
Terdapat aspek fisik, spiritual, sosial, dan psikologis dalam asuhan antenatal. Sasaran utama pemberi perawatan bukan semata-semata untuk memastikan bahwa ibu dan bayi memiliki kesehatan yang baik pada akhir kehamilan. Penekanan lebih besar perlu diberikan pada efek psikologis kelahiran anak.
2.1 DEFINISI
ANC
adalah pemeriksaan/pengawasan antenatal adalah pemeriksaan kehamilan
untuk mengoptimalisasi kesehatan mental dan fisik ibu hamil, sehingga
mampu menghadapi persalinan, nifas, persiapan memberikan ASI, dan
kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar.
Tiap
hasil pemeriksaan diikuti dengan upaya koreksi terhadap penyimpangan
yang ditemukan selama kehamilan terutama ditujukan pada pertumbuhan dan
perkembangan janin dalam rahim
2.2 TUJUAN
1.Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan serta pertumbuhan dan perkembangan bayi
2.Mendeteksi adanya komplikasi yang dapat mengancam jiwa ibu dan janin
3.Merencanakan asuhan khusus sesuai dengan kebutuhan
4.Mempersiapkan persalinan serta kesiagaan dalam menghadapi komplikasi
5.Mempersiapkan masa nifas dan pemberian ASI eksklusif
2.3 STANDAR MINIMAL ANTENATAL
Kebijaksaan Program, Kunjungan ANC sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali selama kehamilan yaitu :
ü 1 kali pada trimester I
ü 1 kali pada trimester II
ü 2 kali pada trimester III
Pemeriksaan pertama dilakukan segera setelah diketahui terlambat haid.
Kunjungan ANC yang saint adalah :
- setiap bulan sampai umur kehamilan 28 minggu
- setiap 2 minggu sampai umur kehamilan 32 minggu
- setiap 1 minggu sejak kehamilan 32 minggu sampai terjadi kelahiran.
Pemeriksaan khusus jika ada keluhan tertentu.
Ø Standar Asuhan Kebidanan (Pelayanan Antenatal)
Standar 1 : Metode Asuhan
Asuhan
kebidanan dilaksanakan dengan metode manajemen kebidanan dengan langkah
: Pengumpulan data dan analisa data, penentuan diagnosa perencanaan,
evaluasi dan dokumentasi.
Standar 2 : Pengkajian
Pengumpulan
data tentang status kesehatan klien dilakukan secara sistematis
berkesinambungan. Data yang diperoleh dicatat dan dianalisis.
Standar 3 (identifikasi ibu hamil)
Bidan
melakukan kunjungan rumah dan berinteraksi dengan masyarakat secara
berkala untuk memberi penyuluhan dan motivasi ibu, suami dan anggota
keluarganya agar mendorong ibu untuk memeriksakan kehamilannya sejak
dini dan secara teratur.
Standar 4 (pemeriksaan dan pemantauan antenatal)
Bidan
memberi sedikitnya 4 kali pelayanan antenatal dan pemantauan ibu dan
janin secara saksama untuk menilai apakah perkembangan janin berlangsung
normal. Bidan juga harus mengenal kehamilan risiko tinggi atau
kelainan, khususnya anemia, kurang gizi, hipertensi, penyakit menular seksual (PMS) atau infeksi HIV.
Bidan memberi pelayanan imunisasi, nasihat, dan penyuluhan kesehatan,
serta tugas terkait lainnya yang diberikan oleh puskesmas. Mereka harus
mencatat data yang tepat saat kunjungan. Jika ditemukan kelainan, mereka
harus mampu mengambil tindakan yang diperlukan dan merujuknya untuk
tindakan selanjutnya.
Standar 5 (palpasi abdomen)
Bidan
melakukan pemeriksaan abdomen secara saksama dan melakukan palpasi
untuk memperkirakan usia kehamilan. Jika usia kehamilan bertambah,
memeriksa posisi, bagian terendah janin, dan masuknya kepala janin ke
dalam rongga panggul untuk mencari kelainan serta melakukan rujukan
tepat waktu.
Standar 6 (pengelolaan anemia pada kehamilan)
Bidan melakukan tindakan pencegahan, penemuan, penanganan, dan atau rujukan semua kasus anemia pada kehamilan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Standar 7 (pengelolaan dini hipertensi pada kehamilan)
Bidan
menemukan secara dini setiap kenaikan tekanan arch pada kehamilan dan
mengenali tanda serta gejala pre-eklamsia lainnya serta mengambil
tindakan yang tepat dan merujuknya.
Standar 8 (persiapan persalinan)
Bidan
memberi saran yang tepat kepada ibu hamil, suami, serta keluarganya
pada trimester ke-3, untuk memastikan bahwa persiapan persalinan yang
bersih dan aman serta suasana yang menyenangkan akan direncanakan dengan
baik. Persiapan transportasi dan biaya untuk merujuk jika terjadi
keadaan gawat-darurat. Bidan hendaknya melakukan kunjungjan rumah untuk
persiapan persalinan.
Ø Pelayanan Asuhan Standar Minimal “14T”
1. Timbang BB ibu
2. Tekanan Darah
3. Tinggi Fundus Uteri
4. Tetanus toxoid lengkap
5. Tablet Zat besi, min 90 tablet selama Hamil
6. Tes PMS
7. Temu wicara Dalam rangka persiapan rujukan
8. Terapi kebugaran
9. Tes VDRL (tes Untuk Sifilis)
10. Tes reduksi urine
11. Tes protein urine
12. Tes HB
13. Tes Iodium
14. Tes malaria
Ø Konsep Pemeriksaan Kehamilan
1. Anamnesa
2. Pemeriksaan
- Pemeriksaan Umum
- Pemeriksaan khusus obstetric
- Pemeriksaan penunjang
3. Diagnosis / kesimpulan
4. Diagnosis banding
5. Prognosis
2.5 STANDAR ALAT ANTENATAL
Ø
|
Peralatan Tidak Steril
1. Timbangan BB dan pengukur TB
2. Tensi meter dan stetoscope
3. Venandoskop
4. Termometer dan alat pengukur
5. Senter
6. Reflek hammer
7. Pita pengukur (LILA)
8. Metline
9.
|
Pengukur Hb
10. Bengkok
11. Handuk kering
12. Tabung urine
13. Lampu spiritus
14. Reagen untuk pemeriksaan urine
15. Tempat sampah
Ø
|
Formulir yang Di Sediakan
1. Buku KIA
2. Kartu status
3. Formulir rujukan
4. Buku register
5. ATK
6. Kartu penapisan dini
7. Kohort ibu/bayi
2.6 MANAJEMEN ASUHAN ANTENATAL
1) Kunjungan Rumah
Ø rumah yang minimal dilakukan selama ANC :
1. Satu kali kunjungan selama trimester I, sebelum minggu ke-14
2. Satu kali kunjungan selama trimester II, diantara minggu ke-14 sampai minggu ke 28
3. Dua kali kunjungan selama trimester III, antara minggu ke-23 sampai dan setelah minggu ke-36
Ø Kunjungan ideal selama kehamilan :
1. Sedini mungkin, ketika ibu mengatakan terlambat haid
2. Satu kali setiap bulan sampai usia kehamilan 7 bulan
3. Dua kali setiap bulan sampai usia kehamilan 8 bulan
4. Satu kali setiap minggu sampai usia kehamilan 9 bulan
5. Pemeriksaan khusus apabila ada keluhan-keluhan
2) Standar Pelayanan ANC di Komunitas
Ø Standar pelayanan meliputi :
1. Identifikasi ibu hamil
2. Pemeriksaan dan pemantauan antenatal
3. Palpasi abdomen
4. Pengelolaan anemia pada kehamilan
5. Pengelolaan dini pada kasus hipertensi dalam kehamilan
6. Persiapan persalinan
3) ANC Di Rumah
Ø Seorang bidan dapat melakukan beberapa hal berikut :
1. Bidan harus mempunyai data ibu hamil di wilayah kerjanya
2. Identifikasi ibu hamil melakukan ANC teratur
3. Bidan melakukan kunjungan ke rumah, bila ibu hamil tidak periksa kehamilannya
4. Kontrak waktu yang disepakati dengan ibu hamil
5. Pemeriksaan sesuai dengan standar, identifikasi rumah untuk proses persalinan
4) Pemilihan Tempat Persalinan
a) Hal-hal yang harus diperhatikan dalam memilih tempat persalinan, antara lain :
Pengambilan keputusan dilakukan oleh ibu sendiri atas dasar konsultasi dengan bidan atau dokter untuk memilih tempat persalinan
b) Selama proses persalinan ibu memerlukan rasa aman, nyaman dan percaya terhadap orang yang menolong
c) Tempat persalinan harus direncanakan dengan baik untuk menghindari rujukan yang estafet.
d) Proses skrining menggunakan prinsip 4T : temu muka; temu wicara; temu faktor resiko; dan temu keluarga
5) Skrining Antenatal
A. Kehamilan Resiko Rendah (KRR)
Kehamilan
normal tanpa masalah atau faktor resiko, kemungkinan besar persalinan
normal, tetapi waspada akan adanya komplikasi persalinan
B. Kehamilan Resiko Tinggi (KRT)
kehamilan dengan faktor resiko, baik dari sisi ibu maupun sisi janin, diperlukan rujukan ke rumah sakit
C. Kehamilan Resiko Sangat Tinggi (KRST)
Kehamilan
dengan resiko ganda atau lebih dari dua faktor resiko baik dari ibu
ataupun janin, dibutuhakan perawatan khusus dan adequate
2.7 LANGKAH-LANGKAH MANAJEMEN ANTENATAL
a. Ciptakan adanya rasa percaya dan membuat perasaan nyaman
b. Kaji riwayat kehamilan dan terapkan prinsip mendengarkan efektif
c. Anamnese secara lengkap
d. Melakukan pemeriksaan seperlunya
e. Pemeriksaan Laboratorium
f. Membantu persiapan persalinan dan kemugkinan darurat
g. Konseling sesuai kebutuhan
h. Persiapan persalinan yang aman dan bersih
i. Memberi nasehat pada ibu untuk mencari pertolongan apabila :
Ø Perdarahan pervaginam
Ø Sakit kepala lebih dari biasanya
Ø Gangguan penglihatan
Ø Pembengkakan pada wajah dan tangan
Ø Nyeri abdomen
Ø Janin bergerak tidak seperti biasanya
j. Pemberian tablet Fe 90 butir
k. Berikan suntikan TT dengan dosis 0,5cc
l. Jadwalkan kunjungan rumah berikutnya
m. Mendokumentasikan hasil kunjungan
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Pelayanan
antenatal adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan untuk ibu
selama masa kehamilannya, dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan
antenatal yang ditetapkan dalam Standar Pelayanan Kebidanan (SPK).
Pelayanan
antenatal yang berkualitas adalah yang sesuai dengan standar pelayanan
antenatal seperti yang ditetapkan dalam buku Standar Pelayanan Kebidanan
(SPK). Pelayanan antenatal sesuai standar meliputi anamnesis,
pemeriksaan fisik (umum dan kebidanan), pemeriksaan laboratorium rutin
dan khusus, serta intervensi umum dan khusus (sesuai risiko yang
ditemukan dalam pemeriksaan). Dalam penerapannya terdiri atas timbang
berat badan dan ukur tinggi badan, ukur tekanan darah, ukur tinggi
fundus uteri, skrining status imunisasi tetanus dan berikan imunisasi
Tetanus Toksoid (TT) bila diperlukan, pemberian tablet zat besi minimal
90 tablet selama kehamilan, test laboratorium (rutin dan khusus), tata
laksana kasus, temu wicara (konseling).
3.2 SARAN
Semua pelayanan kebidanan harus sesuai dengan standar asuhan kebidanan dan standar alat.
DAFTAR PUSTAKA
Ø Bidan Menyongsong Masa Depan, PP IBI. Jakarta.
Ø Depkes RI. (1999). Buku Pedoman Pengenalan Tanda Bahaya pada Kehamilan, Persalinan dan Nifas, Departemen kesehatan, Departemen Dalam Negeri, Tim Penggerak PKK dan WHO. Jakarta.
Ø Depkes RI. (2002). Standar Pelayanan Kebidanan. Jakarta.
Ø Depkes RI. (2003). Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta.
0 komentar:
Posting Komentar