Askep Stroke Hemoragik
I. KONSEP PENYAKIT
1.1 DEFINISIASKEP STROKE adalah sindrom klinis yang awal timbulnya mendadak progen cepat berupa defiat neurology fokal dan atau global yang berlangsung 24 jam / lebih / berlangsung menimbulkan kematian dan semata-mata di sebabkan oleh ganguan peredaran darah Otak Non Traumatik.
(Kapita Selekta Kedokteran edisi 3 jilid 2 : 17)
Menurut WHO stroke adalah adanya tanda-tanda klinis yang berkembang cepat akibat gangguan fungsi otak fokal dengan gejala-gejala yang beralangsung selama 24 jam / lebih yang menyebabka kematian tanpda adanya penyebab lain yang jelas, selam Vasculas (Hendro Susilo 2000).
1.2 ETIOLOGI
- Intrak Otak (80%)
- Pendaahan Intracarebral (15%)
e Mal formasi arteri vena
e Angiopati amiloid
- Pendarahan Sub aractinoid
- Penyeabab lain (dapat menimbulkan infark dan pendarahan)
e Penyalahgunaan obat.
PATOFISIOLOGI
Arterosklerosis
Oklusi pada pembuluh darah
Trombosis cerebral
Iskemia jaringan
cerebral
|
Infark otak
Emboli cerebral
Menyumbat sistem arteri cerebral
|
HT. DM
Perdarahan intra serevral
Pembuluh darah (arteri) otak
Perembesan darah dalam parekim otak
|
Askep Stroke / CVA
Odema
Pasokan darah keotak tidak adequat
Iskemia
Merangsang bradikinin
Kordadorsu / saraf nyeri
Nyeri kepala
Gx. Rasa nyaman (nyeri)
|
Hemoragik
|
||||||||||||||||
Sumbatan pembuluh darah ke otak
Perubahan perfusi jaringan
cerebaral (< O2)
Kulit Suplai dingin O2 ke - pucat vaskuler kurang Saraf Vogus < Calsium Neurotrac- mitter <
Aritmie
Infark
|
Perdarahan sedikit turun di otak
Masa darah menyela diantara selaput
akson
Kontrol volunter motor neuron bag.
Atas t3 meningkat
Kelumpuhan (hemiplegi)
|
Perdarahan luas
Destruksi masa otak
TIK meningkat : pusing
Hipotalamus
Steroid adrenal
Peningkatan HCL
Mual muntah
Resiko aspirasi preumonla
Pirogen meningkat
Kompensasi hipotalamus dg
meningkat suhu tubuh
Demam
|
|||||||||||||||
Penguapan meningkat
Gangguan Keseimbangan cairan
|
Gangguan. Keseimbangan suhu tubuh
|
||||||||||||||||
|
|
||||||||||||||||
Kerusakan frekuensi neuromukuler
|
Disatria, disflagia ataksia
Gx. Komunikasi verbal
Ketidakmampuan berinteraksi
Emosi labil
Resiko perubahan proses pikir s/d
kesadaran menurun
|
Koor dinasi otak menurun
Sukar menelan
Gx. Pemenuhan nutrisi
|
|||||||||||||||
Otot-otot pernafasan melemah
|
Kerusakan mobilitas fisik
|
Ketidakmampuan perawatan diri P.D perifer tertekan lama Suplai darah ke ferifer berkurang Resiko decubitus Resiko perubahan integritas kulit |
K.K anatomi
Kontrol urinarius berkurang
Inkontinentia uri
Gangguan eliminasi uri
|
||||||||||||||
Hipersekresi
Mukosa
Akumulasi sekret
Ketidakefektifan bersihan jalan
nafas
|
Gx. Mob. Fisik
Bedress lama
Penurunan peristaltik usus
Konstipasi
Gx. Eliminasi alvi
|
||||||||||||||||
Pada stroke non hemoragik (iskemik), gejala utamanya adalah timbulnya defiat neurologis secara mendadak / seibacut, didahului gejala gejala prodormal terjadi pada waktu istirahat / bangun pagi dan kesadaran biasanya tidak menurun kecuali bila embolus cukup besar. Biasanya terajadi pada usia 60 tahun.
Menurut WHO stroke hemorargik di bagi atas :
- Pendarahan intraserebral (PIS)
- Pendarahan subarahnoid (PSA)
- Stroke akibat PIS MPY gejala prodormal tidak jelas kecuali nyeri kepala hebat karena HT, mual muntah, hemi parens / hemiplagi biasa terjadi sejak pemulaan serangan kesadaran biasanya menurun dan cepat masuk koma.
- Pada pasien dengan PSA didapatkan gejala prodomal berupa nyeri kepala hebat dan akut keadaan sering terganggu dan sangat berpariasi.
Manifestasi klinis, Stroke berupa :
- Hemi paresis.
- Afasia (bicara tidak lancar, kurangnya ucapan / kesulitan mengalami ucapan).
- Disartria (bicara pelo / cedal).
- Gangguan penglihatan / diplopia.
- Ataksia (frunkal / anggota badan).
- Vestiga mual dan muntah / nyeri kepala.
KONSEP PENYAKIT
A. PENGKAJIAN
- 1. IDENTITAS
- 2. KELUHAN UTAMA
- 3. RIWAYAT KEPERAWATAN
- Riwayat Penyakit Dahulu
- Riwayat Penyakit Sekarang
- Riwayat Penyakit Keluarga HT dan DM
- 4. PEMERIKSAAN FISIK
- Keadaan Umum
- Kesadaran
- Suara bicara |
:
: |
Umunnya mengalami penurunan kesadaran / lemah.
Kadang megalami gangguan yang sukar di mengerti bahkan sampai tidak bisa
bicara. |
- Body System
- Pernafasan
- Perkusi jantung |
:
: |
Tidak ada nafas tertinggal, terdengar Wheezing paru,
ronchi dan ada suara redup.
Pulsasi tidak tampak, pulsasi tidak kuat mengangkat tidak terdengar Mur
Mur S1 S2 tunggal. |
- Sistem Neurologi
- Pemeriksaan Neruus Canalis
- Pemeriksaan Motorik
- Pemeriksaan Sensorik
- Pemeriksaan Reflex
- Sistem Perkemihan
- Sistem Gangguan Tract
- Sistem Muskulos keletal
(Marlyn Doengoes 2000, 290)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Radiologis
a.
b.c. d. |
CT SCAN
MRIANGIOGRAPI CEREBAL PEMERIKSAAN FOTO THORAK |
:
:: : |
Untuk menentukan infark ataupun perdarahan.
Untuk menunjukkan area yang mengalami hemoragikUntuk mencari nambah perdarahan seperti aneurisma atau Malfarmasi Vaskuler. Dapat memperlihatkan keadaan jantung apakah terdapat pembesaran ventrikel kiri yang merupakan salah satu tanda HT kronis pada penderita stroke. |
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
- Fungsi lumhal
- Pemeriksaan darah kimia
PENATALAKSAAN
e Singkirkan kemungkinan koagulopatie Kendalikan hipertermi
e Pertimbangkan konsultsi bedah syaraf
e Pertimbangkan angiografi untuk menyingkirkan aneurisma / malkormasi arterio vanura
e Tekenan infraktorial yang meninggi pada pasien stroke dapat diturunkan dengan salah satu cara
e Furosemid 1mg/kg BB infravena.
e Tindakan kraniotomi delompresif.
e Steroid diberikan secara rutin & masih controversial
e Intubasi dan hipervertilasi terkontrol dengan O2 hipervertilasi sampai PCO2=29-35 mmHg.
e Perdarahan subarachroid
Nemodipin dapat diberikan untuk mencegah vasospasme perdarahan subarachnoid primer akut.
DIAGNOSIS
e System stroke untuk membedakan jenis stroke
Skor
Skor Skor Skor |
:
: : : |
(2,5 x derajat kesadaran) + (2x vomitas) + (2x nyeri
kepala) + (0,1 x tekanan diostolik) – (2x pertanda oferum) – 12
Perdarahan supraterkorialPerlu Ct scan Infark CT cerebi |
0 : composmentis
1 : somnolen
2 : spoor / koma
e Vomitus
0 : tidak ada
1 : ada
e Nyeri kepala
0 : tidak ada
1 : ada
e Ateroma
0 : tidak ada
1 : salah satu / lebih dahefes angina penyakit pembuluh darah
DIAGNOSA KEPERAWATAN
- Gangguan perfusi oksigen jaringan cerebral bagian dari odem cerebral.
- Gangguan mobilitas fisik bagian dari kelemahan neuromuskuler.
- ketidakefektifan bersihan jalan nafas bagian dari kelemahan neuromuskuler pernafasan.
- Gangguan komunikasi verbal bagian dari neuromuskuler.
- perubahan persepsi sensori bagian dari truma neurology.
- Defisit perawatan diri bagian dari kelemahan dan kehilangan koordinasi otot.
- Gangguan keseimbangan suhu tubuh bagian dari kompensasi tubuh terhadap aspirasi.
- Gangguan pemenuhan nutrisi bagian dari koordinasi otot untuk menelan makanan menurun.
- Gangguan eliminasi uri bagian dari kontrol spincter urinarius berkurang.
- Gangguan eliminasi alvi bagian dari bedrest kokal (lama).
- Resiko perubahan integritas kulit bagian dari ketidakmampuan perawatan diri.
- Gangguan keseimbangan cairan bagian dari penguapan cairan tubuh yang berlebihan.
- Resiko perubahan proses berpikir bagian dari ketidakmampuan berinteraksi.
- Cemas bagian dari kurang pengetahuan tentang proses pengetahuan (pendekatan spiritual).
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
- Gangguan perfusi oksigen di jaringan cerebral bagian dari odema cerebral
Tujuan
Kriteria |
:
: |
Meningkatkan perfusi jaringan dan oksigenasi cerebral
setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam
Sirkulasi darah keotak lancarFungsi neurologis dapat berfungsi dengan baik |
- Pantau dan catat status neurologis + oksigenasi (siamotik subticuler) sesering mungkin dan bandingkan dengan keadaan normalnya.
- Pantau adanya tnada HT / hipotensi bandingkan tekanan darah yang terbaca pada kedua lengan.
- Pantau frekuensi dan irama jantung
- Letakkan kepala dalam posisi agak ditingggikan dalam posisi anatomis
- Evaluasi
6. Kolaborasi dengan dokter
- R/ dapat digunakan untuk meningkatkan/memperbaiki aliran darah serebral dan dapat mencegah pembekuan saat embolus/trombus merupakan frekuensi, misalnya.
- Anti hipertensi
c. Oksigenasi
- Gangguan komunikasi verbal bagian dari kerusakan neuromuskuler
Kriteria : - Suara / bicara klien kembali jelas.
- Klien tidak mengalami kesulitan berkomunikasi
Intervensi :
- Kaji tipe/derajat disfungsi seperti klien tidak memahami kata / memahami kesulitan berbicara/membuat pengertian sendiri.
- Mintalah klien untuk mengikuti perintah sederhana (seperti buka mata) ulangi dengan kata / kalimat sederhana.
- Tunjukkan obyek dan minta klien untuk menyebutkan nama benda tersebut
- Bicaralah dengan nada normal dan hindari percakapan yang cepat, berikan klien jarak waktu untuk berpikir.
- Diskusikan mengetahui hal-hal yang dikenal pada seperti pekerjaan keluarga
- Hargai kemampuan klien sembil terjadi penyakit, hindari pembicaraan yang merendahkan pada klien untuk membuat hal-hal yang menentang kebahagian klien.
1 komentar:
terima kasih infonya. sangat bagus dan bermanfaat OBAT STROKE,
Posting Komentar