Pages

Minggu, 17 Juni 2012

ASUHAN KEPERAWATAN ABSES PARU

ASUHAN KEPERAWATAN ABSES PARU





I. KONSEP DASAR MEDIS



A. DEFENISI       
          Abses Paru adalah suatu kavitas dalam jaringan paru yang berisi material purulent berisikan sel radang akibat proses nekrotik parenkim paru oleh proses terinfeksi. Bila diameter kavitas < 2 cm dan jumlahnya banyak (multiple small abscesses) dinamakan “necrotising pneumonia”.
          Abses besar atau abses kecil mempunyai manifestasi klinik berbeda namun mempunyai predisposisi yang sama dan prinsip diferensial diagnosea sama pula. Abses timbul karena aspirasi benda terinfeksi, penurunan mekanisme pertahanan tubuh atau virulensi kuman yang tinggi.
          Pada umumnya kasus Abses paru ini berhubungan dengan karies gigi, epilepsi tak terkontrol, kerusakan paru sebelumnya dan penyalahgunaan alkohol. Pada negara-negara maju jarang dijumpai kecuali penderita dengan gangguan respons imun seperti penyalahgunaan obat, penyakit sistemik atau komplikasi dari paska obstruksi. Pada beberapa studi didapatkan bahwa kuman aerob maupupn anaerob dari koloni oropharing yang sering menjadi penyebab abses paru.
B. ETIOLOGI ABSES PARU                                                                           
            Pendapat dari Prof. dr. Hood Alsagaff (2006) tentang penyebab abses paru sesuai dengan urutan frekuensi yang ditemukan di RSUD Dr. Soetomo Surabaya adalah:
1.     Infeksi yang timbul dari saluran nafas (aspirasi)
2.     Sebagai penyulit dari beberapa tipe pneumonia tertentu
3.     Perluasan abses subdiafragmatika
4.     Berasal dari luka traumatik paru
5.     Infark paru yang terinfeksi
C. FAKTOR PREDISPOSISI                                                                           
1.     Ada sumber infeksi saluran pernafasan.
Infeksi mulut, tumor laring yang terinfeksi, bronkitis, bronkiektasis dan kanker paru yang terinfeksi
  1. Daya tahan saluran pernafasan yang terganggu
    Pada paralisa laring, aspirasi cairan lambung karena tidak sadar, kanker esofagus, gangguan ekspektorasi, dan gangguan gerakan sillia
  2. Obstruksi mekanik saluran pernafasan karena aspirasi bekuan darah, pus, bagian gigi yang menyumbat, makanan dan tumor bronkus. Lokalisasi abses tergantung pada posisi tegak, bahan aspirasi akan mengalir menuju lobus medius atau segmen posterior lobus inferior paru kanan, tetapi dalam keadaan berbaring aspirat akan menuju ke segment apikal lobus superior atau segmen superior lobus interior paru kanan, hanya kadang-kadang aspirasi dapat mengalir ke paru kiri.
D. MANIFESTASI KLINIS
Gejala klinis yang ada pada abses paru hampir sama dengan gejala pneumonia pada umumnya yaitu:
  1. badan panas
  2. Batuk, Produksi sputum yang meningkat
  3. Nyeri yang dirasakan di dalam dada
  4. Batuk darah
  5. Gejala tambahan lain seperti lelah, penurunan nafsu makan dan berat badan.
E. PATHOFISIOLOGI
 Merupakan proses lanjut pneumonia inhalasi bakteria pada penderita dengan faktor predisposisi. Bakteri mengadakan multiplikasi dan merusak parenkim paru dengan proses nekrosis. Bila berhubungan dengan bronkus, maka terbentuklah air fluid level bakteria masuk kedalam parenkim paru selain inhalasi bisa juga dengan penyebaran hematogen (septik emboli) atau dengan perluasan langsung dari proses abses ditempat lain misal abses hepar.
  1. Kavitas yang mengalami infeksi. Pada beberapa penderita tuberkolosis dengan kavitas, akibat inhalasi bakteri mengalami proses peradangan supurasi. Pada penderita emphisema paru atau polikisrik paru yang mengalami infeksi sekunder.
  2. Obstruksi bronkus dapat menyebabkan pneumonia berlajut sampai proses abses paru.
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1.Laboratorium .
2.Pemeriksaan sputum
 3.Pemeriksaan kultur bakteri dan test kepekaan antibiotika.
4.Pemeriksaan AGD menunjukkan penurunan angka tekanan O2 dalam darah arteri
5.Radiologi
6.Bronkoskopi

Fungsi Bronkoskopi selain diagnostik juga untuk melakukan therapi drainase bila kavitas tidak berhubungan dengan bronkus.
H. PENATALAKSANAAN
1.    MedikaMentosa
2.   Drainage .
3     Bedah
  1. Respon yang rendah terhadap therapi antibiotika.
  2. Abses yang besar sehingga mengganggu proses ventilasi perfusi
  3. Infeksi paru yang berulang
  4. Adanya gangguan drainase karena obstruksi
















II. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
A.     PENGKAJIAN :
  1. Kaji riwayat faktor resiko seperti: Adanya riwayat aspirasi, infeksi saluran nafas (radang mulut, gigi dan gusi, tenggorokan), higiene oral yang kurang, peminum minuman keras atau masuknya suatu benda kedalam saluran pernafasan.
  2. Kaji adanya riwayat penyakit infeksi saluran nafas kronis seperti TBC, Bronkitis, Abses hepar
  3. Kaji adanya batuk dengan sputum yang berlebih serta bau yang khas serta batuk darah, nyeri yang dirasakan didalam dada, kelelahan, nafsu makan yang menurun
  4. Inspeksi: Pergerakan pernafasan menurun, tampak sesak nafas dan kelelahan
  5. Palpasi: Adanya fremitus raba yang meningkat di daerah yang terinfeksi panas badan yang meningkat diatas normal, takikardi, naiknya tekanan vena jugularis (JVP), sesak nafas, adanya jari tabuh,
  6. Perkusi: Terdengar keredupan pada daerah yang terinfeksi
  7. Auskultasi: Pada daerah sakit terdengar suara nafas bronkhial disertai suara tambahan kasar sampai halus.
B.    DIAGNOSA DAN INTERVENSI KEPERAWATAN
  1. Hiperthermi berhubungan dengan efek langsung dari sirkulasi endotoksin pada hipothalamus
                  1.    Dapat ditandai dengan:
a.  Peningkatan suhu tubuh yang lebih besar dari jangkauan normal
b.  Kulit kemerahan
c.   Hangat waktu disentuh
d.  Peningkatan tingkat pernafasan.
e.  Takikardi
                  2.    Tujuan:
a.    Mendemonstrasikan suhu dalam batas normal, bebas dari kedinginan
                  3.    Kriteria hasil:
a.    Tidak mengalami komplikasi yang berhubungan

INTERVENSI
RASIONAL
a.   Pantau suhu pasien (derajat dan pola); perhatikan menggigil/diaforesis

Peningkatan suhu atau memanjangnya demam meningkat laju metabolik dan kehilangan cairan untuk evaporasi
b.   Berikan kompres hangat dan ajarkan serta anjurkan keluarga

Dapat memperbaiki atau mencegah kekurangan cairan.
c.   Kolaborasi: Antipiretik, Antibiotik

Berguna menurunkan kehilangan cairan.

  1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan bronkokonstriksi, peningkatan produksi sekret, sekresi tertahan, batuk tak efektif, dan infeksi bronkopulmonal

             1.         Dapat ditandai dengan:
a.    Pernyataan kesulitan bernafas
b.    Perubahan atau kecepatan pernafasan, penggunaan otot aksesori
c.    Bunyi nafas tak normal
d.    Batuk.
             2.        Tujuan :
a.    Mempertahakan jalan nafas paten dengan bunyi nafas bersih/jelas.
          3.            Kriteria hasil :
a.    Menujukkan perilaku untuk memperbaiki bersihan jalan nafas (batuk yang efektif, dan mengeluarkan secret).

INTERVENSI
RASIONAL
a.     Kaji /pantau frekuensi pernafasan, catat rasio inspirasi dan ekspirasi

Takipnea, pernafasan dangkal dan gerakan dada tidak simetris sering terjadi penurunan aliran darah terjadi pada area konsolidasi dengan cairan.
b.     Auskultasi bunyi nafas dan catat adanya bunyi nafas bronkhial

Penurunan aliran darah terjadi pada area konsolidasi dengan cairan.
c.      Kaji pasien untuk posisi yang nyaman, Tinggi kepala tempat tidur dan duduk pada sandaran tempat tidur

Meningkatkan inspirasi maksimal, meningkatkan ekpsnsi paru dan ventilasi pada sisi yang tidak sakit
d.     Bantu latihan nafas abdomen

menurunkan frek. napas dan meningkatkan ventilasi alveolar.
e.     Observasi karakteriktik batuk dan Bantu tindakan untuk efektifan upaya batuk

Batuk yang tidak terkontrol adalah melelahkan dan tidak efektif, menyebabkan frustasi.

f.       Berikan obat sesuai indikasi

Obat dapat digunakan untuk menekan batuk nonproduktif atau menurunkan mukosa berlebihan, meningkatkan kenyamanan istirahat umum

  1. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan suplai oksigen dan kerusakan alveoli.
                1.      Dapat ditandai dengan:
a.     Dypsnea
b.     Bingung/gelisah
c.      Ketidak mampuan mengeluarkan sekret
d.     Nilai AGD tidak normal
e.     Perubahan tanda vital
f.       Penurunan toleransi terhadap aktifitas
                2.      Tujuan :
a.     Menunjukkan perbaikan ventilasi dan oksigenasi jaringan adekuat dengan GDA dalam rentang normal dan bebas gejala distress pernafasan.

                3.      Kriteria :
a.     GDA dalam batas normal, warna kulit membaik, frekuensi nafas 12- 20x/mt, bunyi nafas bersih, tidak ada batuk, frekuensi nadi 60-100x/mt, tidak dispneu.
INTERVENSI
RASIONAL
a.     Kaji frekuensi, kedalaman pernafasan serta catat penggunaan otot aksesori, ketidakmampuan berbincang

Takipnea, pernafasan dangkal dan gerakan dada tidak simetris sering terjadi penurunan aliran darah terjadi pada area konsolidasi dengan cairan.
b.     Tingikan kepala tempat tidur dan bantu untuk memilih posisi yang mudah untuk bernafas, dorong nafas dalam perlahan sesuai kebutuhan dan toleransi .

Meningkatkan inspirasi maksimal, meningkatkan ekpsnsi paru dan ventilasi pada sisi yang tidak sakit
c.      Dorong untuk pengeluaran sputum/ penghisapan bila ada indikasi

Membantu pembersihan jalan nafas.
d.     Awasi tanda vital dan status jantung

Perubahan FC jantung/TD menurun PC mngalami nyeri
e.     Berikan oksigen tambahan dan pertahankan ventilasi mekanik dan Bantu intubasi

Evaluasi berkala keberhasilan terapi/tindakan tim kesehatan.

  1. Nyeri berhubungan dengan Inflamasi parenkhim paru, Reaksi seluler terhadap sirkulasi toksin, Batuk menetap
                  1.       Dapat ditandai dengan:
a.     Nyeri dada pleuritik
b.     Melindungi area yang sakit
c.      Perilaku distraksi, gelisah
                  2.       Tujuan:
a.     Menyatakan nyeri hilang/terkontrol
                  3.       Kriteria hasil :
a.     Menunjukkan perilaku rilek
b.     Bisa istirahat/tidur
c.      Peningkatan aktifitas dengan tepat
INTERVENSI
RASIONAL
a.      Tentukan karakteristik nyeri: PQRST

Untuk mengetahui sajauh mana nyeri yang dirasakan
b.      Pantau tanda vital

Perubahan FC jantung/TD menurun PC mngalami nyeri
c.      Berikan tindakan nyaman: pijatan punggung, perubahan posisi, relaksasi dan distraksi

Tindakan nonanalgesik diberikan dengan sentuhan lembut dapat menghilangkan ketidak nyamanan dan memperbesar efek derajat analgesik.
d.      Anjurkan dan bantu pasien dalam teknik menekan dada selama episode batuk

Alat untuk mengontrol ketidak nyamanan dada sementara meningkatkan keepektifan upaya batuk
e.      Kolaborasi: Analgetik

Obat dapat digunakan untuk menekan batuk nonproduktif atau menurunkan mukosa berlebihan, meningkatkan kenyamanan istirahat umum.

  1. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi, salah mengerti tentang informasi, keterbatasan kognitif
                  1.    Dapat ditandai dengan :
a.     Pertanyaan tentang informasi
b.     Pernataan masalah/kesalahan konsep
c.      Tidak akurat mengikuti instruksi
                  2.    Tujuan :
a.     Menyatakan pemahaman kondisi/proses penyakit dan tindakan
                  3.    Kriteria hasil :
a.     Mengidentifikasi hubungan tanda/gejala yang ada dari proses penyakit dan menghubungkan dengan faktor penyebab
b.     Melakukan perubahan pola hidup dan berpartisipasi dalam program pengobatan


INTERVENSI
RASIONAL
a.      Jelaskan/kuatkan penjelasan proses penyakit individu

Klien mengetahui proses perjalanan penyakitnya
b.      Dorong pasien/orang terdekat untuk menanyakan pertanyaan

Kurang pengetahuan pasien tentang penyakitnya bisa teratasi.
c.      Instruksikan atau kuatkan rasional untuk latihan nafas, batuk efektif, dan latihan kondisi umum

Menurunkan efek manual yang berhubungan dengan penyakit ini.
d.      Diskusikan obat pernafasan, efek samping dan reaksi tak diinginkan

Meningkatkan kerja sama dalam program pengobatan dan memcegah penghentian obat sesuai perbaikan kondisi klien







E.  EVALUASI
evaluasi bertujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan implementasi yang dilakukan berhubungan dengan berhasil atau tidaknya tindakan yang dilakukan. Evaluasi terhadap masalah abses paru dapat dinilai dengan tidak adanya batuk,sesak, seanosis serta mampu memprtahankan asupan makanan dan minuman cukup yang dapat ditunjukkan dalam merencanakan pola makan.






 

 Thanks Dah Pada Mampir
 






0 komentar:

Posting Komentar