Perubahan dan Adaptasi Psikologis dalam Masa Kehamilan
Kehamilan
merupakan proses alami
yang akan membuat perubahan
baik fisik maupun
psikologis. Perubahan
kondisi fisik dan emosional
yang kompleks, memerlukan adaptasi
terhadap proses kehamilan
yang terjadi.
Hubungan Episode Kehamilan
dengan Reaksi Psikologi
Hubungan episode kehamilan
dengan reaksi psikologi yaitu:
- Trimester pertama : timbul fluktuasi lebar aspek emosional sehingga periode ini mempunyai resiko tinggi untuk terjadinya pertengkaran atau rasa tidak nyaman.
- Trimester kedua : fluktuasi emosional sudah mulai mereda dan perhatian wanita hamil lebih berfokus pada berbagai perubahan tubuh yang terjadi selama kehamilan, kehidupan seksual, keluarga dan hubungan batiniah dengan bayi yang dikandungnya.
- Trimester ketiga : berkaitan dengan bayangan resiko kehamilan dan proses persalinan sehingga wanita hamil sangat emosional dalam upaya mempersiapkan atau mewaspadai segala sesuatu yang mungkin akan dihadapi.
Kehamilan
bagi keluarga dan
khususnya seorang wanita
merupakan peristiwa yang penting, meskipun demikian kehamilan
juga merupakan saat – saat krisis bagi keluarga di
mana terjadi perubahan
identitas dan peran ibu, ayah,
serta anggota keluarga
lainnya.
Tugas ibu pada masa kehamilan
:
- Menerima kehamilannya
- Membina hubungan dengan janin
- Menyesuaikan perubahan fisik
- Menyesuaikan perubahan hubungan suami istri
- Persiapan melahirkan dan menjadi orang tua
Kehamilan
dapat sebagai :
- Krisis
- Stresor
- Transisi peran
Krisis
Krisis merupakan ketidakseimbangan psikologis
yang dapat disebabkan oleh situasi atau oleh tahap perkembangan.
Stresor
Model konseptual menyatakan bahwa krisis psikologis
dan sosial dipertimbangkan, sebagai kejadian yang kritis tapi tidak selalu
ditunjukkan dengan masalah psikologis
dan interpersonal
yang nyata. Setiap perubahan
yang terjadi pada seseorang dapat merupakan stresor. Kehamilan
membawa perubahan
yang signifikan pada ibu sehingga dapat dinyatakan sebagai stresor, yang juga
mempengaruhi psikologis
anggota keluarga
lainnya.
Transisi peran
Terjadi perubahan interaksi
rutin dalam keluarga,
dengan adanya anggota keluarga
yang baru sehingga terjadi perubahan
peran masing-masing anggota keluarga;
ayah, ibu,
dan anggota keluarga
yang lainnya.
Perubahan psikologis
selama kehamilan
terjadi oleh karena semakin bertambahnya usia kehamilan
dan adanya adaptasi
peran barunya. Tahapan
perubahan
peran selama kehamilan
menurut Reva
Rubin adalah sebagai berikut:
- Tahap antisipasi atau anticipatory stage
- Tahap honeymoon atau honeymoon stage
- Tahap stabil atau plautau stage
- Tahap akhir atau disengagement/termination stage
Tahap antisipasi atau anticipatory stage
Tahap antisipasi merupakan tahap sosialisasi atau
latihan
untuk penampilan peran yang diasumsikan pasangan (suami/istri) berkaitan dengan
fantasi. Wanita akan
mengawali peran barunya dengan merubah peran sosialnya melalui latihan
informal dan informasi
melalui model peran. Meningkatnya frekuensi interaksi
dengan yang lainnya akan mempercepat proses adaptasi
dalam penerimaan peran barunya sebagai ibu.
Tahap honeymoon atau honeymoon stage
Tahap honeymoon merupakan tahap dimana wanita
mengasumsikan peran yang harus ditampilkan, melakukan pendekatan dan eksplorasi
terhadap sikap yang dibutuhkan untuk penampilan peran, mulai melakukan latihan
peran. Pada tahap ini, wanita
sudah dapat menerima peran barunya dengan cara menyesuaikan diri dan muncul
kebutuhan akan kasih
sayang baik ibu-bayi,
ibu-suami. Hal lain yang mempengaruhi tahapan honeymoon
adalah kesiapan menghadapi kelahiran
bayinya serta dukungan
dari orang-orang terdekat.
Tahap stabil atau plautau stage
Tahap stabil merupakan tahapan
dimana wanita
hamil dapat melihat penampilan dalam peran barunya. Pada tahap ini,
pasangan memvalidasikan apakah peran yang akan ditampilkan adekuat/tidak, yang
semuanya tergantung pada bagaimana mereka atau yang lainnya membentuk peran
yang harus ditampilkan. Wanita
hamil akan melakukan kegiatan-kegiatan
yang positif dan berfokus pada kehamilannya dan hal yang berguna bagi kesehatan keluarga.
Tahap akhir atau disengagement/termination stage
Tahap ini merupakan tahap terminasi/pengakhiran
peran. Peran pasangan pada kehamilan
berakhir setelah proses
persalinan
selanjutnya pasangan memasuki tahap peran lainnya. Tahap ini disebut juga
sebagai tahap perjanjian. Perjanjian ini dilakukan agar wanita hamil
sedapat mungkin menepati janjinya yang berkaitan dengan peran barunya kelak.
Teori Ramona Marcer
Teori ini lebih menekankan pada stress antepartum
(sebelum melahirkan)
dalam pencapaian peran ibu, Marcer membagi teorinya menjadi dua pokok bahasan:
- Efek stress antepartum
- Pencapaian peran ibu
Efek stress
anterpartum
Stress
anterpartum adalah komplikasi
dari resiko kehamilan
dan pengalaman negatif dari hidup seorang wanita.
Sehingga dukungan
selama kehamilan
sangat diperlukan untuk mengurangi rasa ketidak percayaan seorang calon ibu.
Penelitian Marcer menunjukkan ada enam faktor yang berhubungan dengan status kesehatan ibu, yaitu:
Penelitian Marcer menunjukkan ada enam faktor yang berhubungan dengan status kesehatan ibu, yaitu:
- Hubungan interpersonal
- Peran keluarga
- Stress anterpartum
- Dukungan sosial
- Rasa percaya diri
- Penguasaan rasa takut, ragu dan depresi
Pencapaian peran ibu
Peran ibu dapat dicapai bila ibu menjadi dekat
dengan bayinya termasuk mengekspresikan kepuasan dan penghargaan peran, lebih
lanjut Marcer menyebutkan tentang stress
anterpartum terhadap fungsi keluarga,
baik yang positif manupun yang negatif. Bila fungsi keluarganya positif maka ibu hamil
dapat mengatasi stress
anterpartum, stress
anterpartum karena resiko kehamilan
dapat mempengaruhi persepsi kesehatan,
dengan dukungan keluarga dan
bidan maka ibu dapat
mengurangi atau mengatasi stress
anterpartum.
Perubahan
yang dialami oleh ibu, selama kehamilan
terkadang dapat menimbulkan stress
anterpartum, sehingga bidan harus
memberikan asuhan kepada ibu
hamil agar ibu dapat menjalani kehamilannya secara fisiologis (normal), perubahan
yang dialami oleh ibu
hamil antara lain adalah:
- Ibu cenderung lebih tergantung dan lebih memerlukan perhatian sehingga dapat berperan sebagai calon ibu dan dapat memperhatikan perkembangan bayinya
- Ibu memerlukan sosialisasi
- Ibu cenderung merasa khawatir terhadap perubahan yang terjadi pada tubuhnya
- Ibu memasuki masa transisi yaitu dari masa menerima kehamilan ke masa menyiapkan kelahiran dan menerima bayinya
Empat tahapan
dalam melaksanakan peran ibu menurut Marcer:
- Anticipatory
- Formal
- Informal
- Personal
Anticipatory
Saat sebelum wanita
menjadi ibu, dimana wanita
mulai melakukan penyesuaian sosial dan psikologis
dengan mempelajari segala sesuatu yang dibutuhkan menjadi seorang ibu.
Formal
Wanita
memasuki peran ibu yang sebenarnya, bimbingan peran dibutuhkan sesuai dengan
kondisi sistem sosial.
Informal
Dimana wanita telah
mampu menemukan jalan yang unik dalam melaksanakan perannya.
Personal
Merupakan peran terakhir, dimana wanita telah
mahir melakukan perannya sebagai ibu.
Referensi
bidandesa.com/psikologi-pada-ibu-hamil.html diunduh 25 april 2011 10:19 PM
Depkes RI. 1993. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Dalam Konteks Keluarga. Cetakan Ke III. Jakarta.
Kusmiyati, Y. 2010. Perawatan Ibu Hamil. Yogyakarta: Fitramaya
ocw.gunadarma.ac.id/course/diploma-three-program/study-program-of-midwife-practices-d3/asuhan/perubahan-dan-adaptasi-psikologis-dalam-kehamilan diunduh 25 april 2011 10:16 PM
patriani-gift.blogspot.com/2009/03/perubahan-psikologi-pada-ibu-hamil.html diunduh 25 april 2011 11:02 PM
Pusdiknekes. 2001. Panduan Pengajaran Asuhan Kebidanan Fisiologis Bagi Dosen Diploma III Kebidanan. Buku 2 Asuhan Antenatal.
Sulistyowati, A. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta: Salemba Medika
Widyastuti, S. Adaptasi Psikososial Pada Masa Kehamilan. scribd.com/doc/37479306/Adaptasi-Psikososial-Pada-Masa-Kehamilan
Thanks Dah Pada Mampir
0 komentar:
Posting Komentar