Halo para mahasiswa kesehatan yang dah mampir kemari, nih ada referensi Asuhan Keperawatan Pada Sistem Integumen, silakan dicopas (kebiasaan,hehehehe),,dan ingat Askep berikut ini kurang sempurna dan hanya dijadikan bahan tambahan buat tugas kalian,,,
Salam, Silvan...
ASUHAN KEPERAWATAN PADA SISTEM INTEGUMEN
DENGAN MASALAH ACNE VULGARIS
OLEH:
SILVANUS PRIMANGGONO
SI.
KEPERAWATAN
STIKES St. FATIMAH MAMUJU
2011/2012
KONSEP DASAR MEDIS
1. PENGERTIAN
Peradangan
kronik (menahun) folikel pilosebasea yang umumnya terjadi pada masa remaja dan
dapat sembuh sendiri. dengan gambaran khas komedo, papul, pustul, nodus dan
kista pada tempat-tempat predeliksinya, biasanya pada punggung, dada dan wajah.
Akne vulgaris (
jerawat ) penyakit kulit akibat perdangan kronik folikel pilosebasea yang
umunya terjadi pada masa remaja dengan gambaran klinis berupa komedo, papula,
pustul, nodus, dan kista pada tempat predileksinya ( Arif Mansjoer, dkk. 2000)
Akne vulgaris ( jerawat ) merupakan kelainan
folikel umum yang mengenai pilosebasea ( polikel rambut ) yang rentan dan
paling sering ditemukan di daerah muka, leher, serta bagian atas. Akne ditandai
dengan komedo tertutup ( white head ), komedo terbuka ( black head ), papula,
pustul, nodus, dan kista ( Brunner & Suddarth, 2001 )
2. ETIOLOGI
a. Produksi Minyak Berlebihan
Jerawat tidak melulu muncul karena
kotor, melainkan lebih disebabkan faktor dari dalam tubuh.Jerawat adalah
kondisi abnormal kulit akibat gangguan berlebihan produksi kelenjar
minyak (sebaceus gland) yang menyebabkan penyumbatan saluran
folikel rambut dan pori-pori kulit. Penyebab jerawat yang paling umum adalah
hormon, tumpukan minyak atau sebum di kulit berkolaborasi dengan bakteri
b. Sel-Sel Kulit Mati
Umumnya, jerawat dsebabkan oleh
kelebihan kelenjar minyak karena giat diproduksi hormon androgen Jerawat timbul
karena kelenjar minyak yang berlebih tersebut bercampur dengan sel kulit mati
Ketika sel-sel kulit itu bercampur dengan jumlah sebum yang sudah meningkat
itu, campuran yang tebal dan lengket itu dapat membentuk penyumbat yang menjadi
bintik hitam atau putih. Banyak yang beranggapan, bahwa jerawat hanya menyerang
muka, tetapi jerawat bisa juga menyerang bagian tubuh lain, seperti di bagian
punggung, dada dan lengan atas.
c. Bakteri
Yang membuat masalah semakin rumit,
bakteri biasanya ada di kulit, yang disebutp.acne, yang cenderung
berkembang biak didalam kelenjar sebaceous yang tersumbat,
yang menghasilkan zat-zat yang menimbulkan iritasi daerah sekitarnya. Kelenjar
tersebut terus membengkak, dan mungkin akan pecah, kemudian menyebarkan radang
ke kulit daerah sekitarnya. Inilah yang menyebabkan jerawat batu jenis yang
paling mungkin, yaitu meninggalkan pigmentasi jangka panjang dan bekas luka seperti
cacar yang permanen.
d. Kosmetik
Penyumbatan
pori-pori seringkali terjadi oleh penggunaan kosmetik yang mengandung banyak
minyak atau penggunaan bedak yang menyatu dengan foundation. Foundation yang
terkandung pada bedak menyebabkan bubuk bedak mudah menyumbat pori-pori.
e. Obat-obatan
Konsumsi obat kortikosteroid, baik
oral (obat minum) maupun topical (obat oles), yang mengakibatkan daya tahan
tubuh menurun, juga meningkatkan potensi timbulnya jerawat karena aktivitas
bakteri patogen yang meningkat.
3. KLASIFIKASI
a. Ekskoriata terjadi pada individu yang
memanipulasi jerawat secara obsesif, dengan demikian dapat menimbulkan jaringan
parut yang banyak sekali.
b. Akne konglobata merupakan bentuk akne kistik
yang paling berat dengan kista profunda, komedo multiple dan jaringan parut
yang nyata. Keadaan ini dapat disertai demam, dan mungkin pasien perlu dirawat
dirumah sakit.
c. Akne koloidalis memiliki jaringan parut dan
keloid multiple di tempat – tempat terdapat lesi akne.
4. EPIDEMOLOGI
Akne vulgaris biasanya terjadi pada seseorang antara usia 40 dan 60
tahun.
Akne vulgaris sering dialami oleh mereka yang berusia remaja dan dewasa muda, dan akan dengan sendirinya pada usia sekitar 20 – 30 tahun. Walaupun demikian ada banyak juga orang setengah baya yang mengalami serangan akne. Akne tidak terdapat pada laki – laki yang dikastrasi sebelum puberitas atau pada perempuan yang sudah diooforektomi.
Akne vulgaris sering dialami oleh mereka yang berusia remaja dan dewasa muda, dan akan dengan sendirinya pada usia sekitar 20 – 30 tahun. Walaupun demikian ada banyak juga orang setengah baya yang mengalami serangan akne. Akne tidak terdapat pada laki – laki yang dikastrasi sebelum puberitas atau pada perempuan yang sudah diooforektomi.
5.
PATOFISIOLOGI
Petiologi
(hormonal,stres,genetik,bakteri) –> masa pubertas –> Hormon androgen
menstimulasi kelenjar sebasea –> kelenjar sebasea membesar dan mensekresikan
sebum –> sebum merembas naik hingga puncak folikel rambut –> mengalir
keluar pada pemukaan kulit –> duktus pilosebaseus tersumbat sebum –>lesi
obstruktif –>di latasi folikel sebasea dampaknya dibagi 2 yaitu : 1.
penipisan dinding folikular 2.
–>penipisan dinding folikular
–> pecah –>isi folikular keluar dan mengiritasi dermis –> lesi baru
–>infeksi berulang–>risiko infeksi
–> mikro komedo dibagi 2 yaitu :
–> komedo terbuka, hitam akibat
akumulasi lipid, bakteri dan debris epitel
–> komedo tertutup
–>perembasan isi folikel ke dermis –> inflamasi –lesi akne
dampak lesi akne di bagi 3:
–>papula eritematosa \\
====> gangguan integritas kuli,
gangguan citra tubuh, ansietas
–> kista inflamatorik //
–> pustyla
6. KOMPLIKASI
Lesi akne dapat berlanjut
menjadi permanent Scaring.
7. TANDA
DAN GEJALA.
Gejala lokal termasuk nyeri (pain) atau nyeri
jika disentuh
(tenderness).
* Biasanya tidak ada gejala sistemik pada acne vulgaris.
* Akne yang berat (severe acne) disertai dengan tanda dan gejala
sistemik disebut sebagai acne fulminans.
* Acne dapat muncul pada pasien apapun sebagai dampak
psikologis, tanpa melihat tingkat keparahan penyakitnya.
*Erupsi kulit berupa komedo, papul, pustule,nodus atau kusta dapat disertai rasa gatal. Isi komedo adalah sebum yang kental atau padat. Isi kkista biasanya berupa pus dan darah. Tempat predileksi adalah muka, bahu, leher, dada, punggung bagian atas dan lengan bagian atas.
(tenderness).
* Biasanya tidak ada gejala sistemik pada acne vulgaris.
* Akne yang berat (severe acne) disertai dengan tanda dan gejala
sistemik disebut sebagai acne fulminans.
* Acne dapat muncul pada pasien apapun sebagai dampak
psikologis, tanpa melihat tingkat keparahan penyakitnya.
*Erupsi kulit berupa komedo, papul, pustule,nodus atau kusta dapat disertai rasa gatal. Isi komedo adalah sebum yang kental atau padat. Isi kkista biasanya berupa pus dan darah. Tempat predileksi adalah muka, bahu, leher, dada, punggung bagian atas dan lengan bagian atas.
8.
PENGOBATAN
1. Topikal :
Bahan-bahan iritasi, misalnya resorsinol 3%, asam salisilat 3-5%, asam vit. A 0,05%.°
Anti bakteri, misal : tetrasiklin 1%, eritromisin 1%, peroksida benzoil 2,5%.°
Lain-lain : sulfur 4-20%, kortikosteroid, etil laktat 10% dalam gliserin 5-10% dan etanol 80%.°
2. Sistemik :
Anti bakteri : tetrasiklin, minosiklin, kotrimoksasol, lingkomisin, klindamisin.°
Hormon : estrogen, anti androgen, kortikosteroid { intolesi }.°
Retinol dan vitamin A.°
Lain-lain : anti inflamasi non steroid { ibuprofen }, dapson.°Perawatan kebersihan kulit dan diet bagi yang memerlukan dapat dianjurkan.
KONSEP DASAR
ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
A.
BIODATA
Identitas
klien
Nama :
Umur :
Alamat :
Suku :
Pekerjaan :
Pendidikan :
Status :
No.RM :
dx.Medis :
identitas
penanggung jawab
Nama :
Alamat :
Umur :
Pekerjaan :
Pendidikan :
Hub. Dg klien :
B. RIWAYAT KESEHATAN
a.
Keluhan Utama
Gatal pada
bagian wajah
b.
Riwayat kesehatan
sekarang
Klien masuk ke
rumah sakit dengan keluhan gatal pada
bagian wajah seta mengeluh karna pada bagian wajahnya terdapat jerawat.
c.
Riwayat kesehatan masa lalu
Haruslah
diketahui baik yang berhubungan dengan system integument maupun penyakit
sistemik lainnya. Demikian pula riwayat penyakit keluarga, terutama yang
mempunyai penyakit menular, herediter
C.
Pola fungsi kesehatan
1. Pola persepsi terhadap kesehatan
Apabila sakit, klien biasa membeliobat di tko obat terdeKat ata uapabila tidak terjadi perubahan pasien memaksakan diri ke puskesmas atau RS terdekat.
Apabila sakit, klien biasa membeliobat di tko obat terdeKat ata uapabila tidak terjadi perubahan pasien memaksakan diri ke puskesmas atau RS terdekat.
2. Pola aktivitas latihan
Aktivitas latihan selama sakit : Aktivitas 0 1 2 3 4
Aktivitas latihan selama sakit : Aktivitas 0 1 2 3 4
a. MakaN
b. Mandi
c. Berpakaian
d. Eliminasi
3. Mobilisasi di tempat tidur
Keterangan
0 : Mandiri
1 : Dengan menggunakan alat bantu
2 : Dengan menggunakan bantuan dari orang lain
3 : Dengan bantuan orang lain dan alat bantu
4 : Tergantung total, tidak berpartisipasi dalam beraktivitas
0 : Mandiri
1 : Dengan menggunakan alat bantu
2 : Dengan menggunakan bantuan dari orang lain
3 : Dengan bantuan orang lain dan alat bantu
4 : Tergantung total, tidak berpartisipasi dalam beraktivitas
4. Pola istirahat tidur
Pada pasien akne terjadi gangguan pola tidur akibat adanya rasa gatal
Pada pasien akne terjadi gangguan pola tidur akibat adanya rasa gatal
5. Pola nutrisi metabolik
Tidak ada gangguan dalam nutrisi metaboliknya.
Tidak ada gangguan dalam nutrisi metaboliknya.
6. Pola elimnesi
normal
normal
7. Pola kognitif perceptual
Saat pengkajian kien dalam keadaan sadar, bicara jelas, pendengaran dan penglihatan normal.
Saat pengkajian kien dalam keadaan sadar, bicara jelas, pendengaran dan penglihatan normal.
8. Pola peran hubungan : Sistem dukungan orang tua.
9. Pola konsep diri
10. Pola seksual reproduksi
normal
normal
11. Pola koping
Masalah utama yang
terjadi selama klien sakit, klien selalu merasa gatal dan nyeri, dan pasien
menjadi malas untuk bekerja. Kehilangan atau perubahan yang terjadi klien malas untuk melakukan
aktivitas sehari-hari.
Diagnosa
Keperawatan
1. Resiko terjadi penyebaran infeksi b/d pertahanan primer tidak adekuat
2. Nyeri b/d proses peradangan
3. Gangguan perubahan citra tubuh b/d keadaan luka
4. Kurang pengetahuan b/d kurang informasi tentang penyakitnya
5. Ansientas b/d kecacatan
6. Kerusakan integritas kulit b/d kerusakan permukaan kulit
III. Rencana Keperawatan
A. Dx
Intervensi:
1. Observasi keadaan luka pasien
2. Gunakan tehnik septic dan aseptic selama perawatan luka
3. Tekankan tehnik cuci tangan yang baik untuk setiap individu yang kontak dengan pasien
4. Kolaborasi pemberian antibiotic
Rasional:
1. Mengetahui keadaan luka pasien
2. Mencegah terpajan organism infeksius
3. Mencegah kontaminasi silang dan menurunkan resiko penyebaran infeksi
4. Antibiotic dapat membantu mengurangi penyebaran infeksi
B. Dx 2
Intervensi
1. Observasi tingkat nyeri pasien(skala 0-10)
2. Ajarkan pasien tehnik distraksi,relaksasi
3. Beri posisi yang nyaman
4. Kolaborasi pemberian analgetik
Rasional
1. Mengetahui derajat nyeri pasien
2. Distraksi relaksasi dapat membantu meringankan nyeri
3. Memberikan kenyamanan pada pasien sehingga dapat mengurangi nyeri yang dirasakan
4. Pemberian analgetik dapat membantu meringankan derajat nyeri pasien
C. Dx 3
Intevensi
1. Observasi makna perubahan yang dialami oleh pasien
2. Libatkan keluarga atau orang terdekat dalam perawatan
3. Catat perilaku menarik diri : peningkatan ketergantungan, manipulasi atau tidak terlibat pada perawatan
Rasional
1. Mengetahui perasaan pasien tentang keadaannya dan control emosinya
2. Dukung keluarga dan orang terdekat dapat mempercepat proses penyembuhan
3. Dugaan masalah pada penilaian yang dapat memerlukan evaluasi lanjut dan terapi lebih ketat
D. Dx 4
Intervensi
1. Diskusikan tentang perawatan kulit,contoh :penggunaan pelembab dan pelindung sinar matahari
2. Berikan HE tentang Higiene,pencegahan dan pengobatan penyakitnya
3. Tekankan pentingnya mengevaluasi perawatan
Rasional
1. Meningkatkan perawatan diri setelah pulang dan kemandirian
2. Meningkatkan pengetahuan pasien
3. Dukungan jangka panjang continue dan perubahan terapi dibutuhkan untuk mencapai penyembuhan optimal
E. Dx 5
Intervensi :
1. Observasi derajat ansietas pasien
2. Informasikan pasien bahwa perasaannya normal
3. Berkan kenyaman fisik, lingkungan tenag dan istirahat
Rasional:
1. Mengetahui tingkat ansietas pasien sehingga dapat memberikan HE yang tepat
2. Pemahaman bahwa perasaan normal dapat membantu pasien meningkatkan beberapa perasaan kontrol emosi
3. Rasa nyaman dapat meningkatkan relaksasi sehingga membantu menurunkan ansietas
F. Dx 6
Intervensi :
1. Obeservasi atau catat ukuran, warnadan keadaan kulit di ara sekitar luka
2. Ubah posisi dengan sering
3. Beri perawatan kulit sering agar tidak terjadi kering atau lembab
Rasional :
1. Mengetahui perkembangan luka pasien dan kulit di sekitarnya
2. Memperbaiki sirkulasi darah
3. Terjadi kering / lembab dapat merusak kulit dan mempercepat kerusakan
Thanks Dah Mau Mampir
0 komentar:
Posting Komentar