Pages

Minggu, 24 Juni 2012

KONSEP PENYAKIT PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PERSYARAFAN: TUMOR OTAK ( S O P )

KONSEP PENYAKIT
PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PERSYARAFAN:
TUMOR OTAK ( S O P )
DI RUANG SYARAF A, RSUD DR. SOETOMO SURABAYA


  



  1. KONSEP PENYAKIT
    1. Pengertian
Tumor otak adalah lesi oleh karena ada desakan ruang baik jinak maupun ganas yang tumbuh di otak, meningen dan tengkorak.
  1. Etiologi
    1. Riwayat trauma kepala
    2. Faktor genetik
    3. Paparan bahan kimia yang bersifat carsinogenik
    4. Virus tertentu
    5. Patofisiologi
Tumor otak terjadi karena adanya proliferasi atau pertumbuhan sel abnormal secara sangat cepat pada daerah central nervous system (CNS). Sel ini akan terus berkembang mendesak jaringan otak yang sehat di sekitarnya, mengakibatkan terjadi gangguan neurologis (gangguan fokal akibat tumor dan peningkatan tekanan intrakranial).


Tumor otak







Oedema otak                  Peningkatan massa                           Obstruksi cairan
otak                                                  cerebrospinal














Perubahan suplai                                                                        Hidrosefalus
Darah ke otak                      Kompensasi
  1. Vasokontriksi pemb.drh otak
  2. Mempercepat absorpsi
Cairan serebrospinalis
Nekrosis jaringan
















Kehilangan fungsi       Gagal
secara akut

Kejang                       Peningkatan TIK                                            Nyeri





Perubahan perfusi jaringan otak


  1. Nyeri kepala
  2. Mual muntah proyektil                     Defisit knowledge
  3. Hipertensi
  4. Bradikardi
  5. Kesadaran menurun


  1. Klasifikasi
    1. Berdasarkan jenis tumor
1)      Jinak
  • Acoustic neuroma
  • Meningioma
  • Pituitary adenoma
  • Astrocytoma (grade I)
2)      Malignant
  • Astrocytoma (grade 2,3,4)
  • Oligodendroglioma
  • Apendymoma
  1. Berdasarkan lokasi
1)      Tumor intradural
a)      Ekstramedular
  • Cleurofibroma
  • Meningioma
a)      Intramedular
  • Apendymoma
  • Astrocytoma
  • Oligodendroglioma
  • Hemangioblastoma
2)      Tumor ekstradural
Merupakan metastase dari lesi primer, biasanya pada payudara, prostal, tiroid, paru – paru, ginjal dan lambung.

  1. Manifestasi Klinis
    1. Nyeri kepala
Nyeri bersifat dalam, terus – menerus, tumpul dan kadang – kadang bersifat hebat sekali. Biasanya paling hebat pada pagi hari dan diperberat saat beraktifitas, yang biasanya menyebabkan peningkatan TIK yaitu batuk, membungkuk dan mengejan.
  1. Nausea dan muntah
Akibat rangsangan pada medula oblongata
  1. Papiledema
Stasis vena menimbulkan pembengkakan papila saraf optikus.

Askep Tumor Otak


  1. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
    1. Pengkajian
      1. Identifikasi faktor resiko paparan dengan radiasi atau bahan – bahan kimia yang bersifat carcinogenik.
      2. Identifikasi tanda dan gejala yang dialami: sakit kepala, muntah dan penurunan penglihatan atau penglihatan double.
      3. Identifikasi adanya perubahan perilaku klien.
      4. Observasi adanya hemiparase atau hemiplegi.
      5. Perubahan pada sensasi: hyperesthesia, paresthesia.
      6. Observasi adanya perubahan sensori: asteregnosis (tidak mampu merasakan benda tajam), agnosia (tidak mampu mengenal objek pada umumnya), apraxia (tidak mampu menggunakan alat dengan baik), agraphia (tidak mampu menulis).
      7. Observasi tingkat kesadran dan tanda vital.
      8. Observasi keadaan keseimbangan cairan dan elektrolit.
      9. Psikososial: perubahan kepribadian dan perilaku, kesulitan mengambil keputusan, kecemasan dan ketakutan hospitalisasi, diagnostic test dan prosedur pembedahan, adanya perubahan peran.
      10. Laboratorium:
1)      Jika tidak ada kontraindikasi: lumbal puncti.
2)      Fungsi endokrin
  1. Radiografi:
1)      CT scan.
2)      Electroencephalogram
3)      C – ray paru dan organ lain umtuk mencari adanya metastase.

  1. Diagnosa Keperawatan
    1. Perubahan perfusi jaringan otak b/d kerusakan sirkulasi akibat penekanan oleh tumor.
    2. Nyeri b/d peningkatan tekanan intrakranial.
    3. Kurang pengetahuan mengenai kondisi dan kebutuhan pengobatan b/d ketidakmampuan mengenal informasi.
    4. Rencana Intervensi
      1. a.      Perubahan perfusi jaringan otak b/d kerusakan sirkulasi akibat penekanan oleh tumor.
Data penunjang: peruabhan tingkat kesadaran, kehilangan memori, perubahan respon sensorik/motorik, gelisah, perubahan tanda vital.
Kriteria hasil: Tingkat kesadaran stabil atau ada perbaikan, tidak adan tanda – tanda peningaktan TIK.

Intervensi
Rasional
  • Pantau status neurologis secara teratur dan bandingkan dengan nilai standar.


  • Pantau tanda vital tiap 4 jam.




  • Pertahankan posisi netral atau posisi tengah, tinggikan kepala 200-300.

  • Pantau ketat pemasukan dan pengeluaran cairan, turgor kulit dan keadaan membran mukosa.
  • Bantu pasien untuk menghindari/membatasi batuk, muntah, pengeluaran feses yang dipaksakan/mengejan.
  • Perhatikan adanya gelisah yang meningkat, peningkatan keluhan dan tingkah laku yang tidak sesuai lainnya.
    •  
    • Mengkaji adanya perubahan pada tingkat kesadran dan potensial peningaktan TIK dan bermanfaat dalam menentukan okasi, perluasan dan perkembangan kerusakan SSP.
    • Normalnya autoregulasi mempertahankan aliran darah ke otak yang stabil. Kehilanagn autoregulasi dapat mengikuti kerusakan vaskularisasi serebral lokal dan menyeluruh.
    • Kepala yang miring pada salah satu sisi menekan vena jugularis dan menghambat aliran darah vena yang selanjutnya akan meningkatkan TIK.
    • Bermanfaat sebagai indikator dari cairan total tubuh yang terintegrasi dengan perfusi jaringan.
    • Aktivitas ini akan meningkatkan tekanan intra toraks dan intra abdomen yang dapat meningkatkan TIK.

  • Petunjuk non verbal ini mengindikasikan adanya penekanan TIK atau mennadakan adanya nyeri ketika pasien tidak dapat mengungkapkan keluhannya secara verbal.


  1. b.      Nyeri b/d peningkatan tekanan intrakranial.
Data penunjang: klien mengatakan nyeri, pucat pada wajah, gelisah, perilaku tidak terarah/hati – hati, insomnia, perubahan pola tidur.
Kriteria hasil: Klien melaporkan nyeri berkurang/terkontrol, klien menunjukkan perilaku untuk mengurangi kekambuhan.

Intervensi
Rasional
  • Teliti keluhan nyeri: intensitas, karakteristik, lokasi, lamanya, faktor yang memperburuk dan meredakan.





  • Observasi adanya tanda-tanda nyeri non verbal seperti ekspresi wajah, gelisah, menangis/meringis, perubahan tanda vital.
  • Instruksikan pasien/keluarga untuk melaporkan nyeri dengan segera jika nyeri timbul.
  • Berikan kompres dingin pada kepala.

  • · Nyeri merupakan pengalaman subjektif dan harus dijelaskan oleh pasien. Identifikasi karakteristik nyeri dan faktor yang berhubungan merupakan suatu hal yang amat penting untuk memilih intervensi yang cocok dan untuk mengevaluasi keefektifan dari terapi yang diberikan.
  • · Merupakan indikator/derajat nyeri yang tidak langsung yang dialami.


  • · Pengenalan segera meningkatkan intervensi dini dan dapat mengurangi beratnya serangan.
  • · Meningkatkan rasa nyaman dengan menurunkan vasodilatasi.


Bahan bacaan:
  1. Arthur C. Guyton and John E. Hall ( 1997), Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 9, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta
  2. Carolyn M. Hudak, Barbara M. Gallo (1996), Keperawatan Kritis; Pedekatan Holistik Volume II, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta
  3. Marylin E. Doengoes, Mary Frances Moorhouse, Alice C. Geissler (2000), Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien Edisi 3, Peneribit Buku Kedokteran EGC, Jakarta

0 komentar:

Posting Komentar